''Ada tiga kip secara total. Baru kali ini kami mendapatkan rekaman video aktivitas dua induk badak yang berbeda dengan anak mereka di lokasi yang sama,'' kata manajer situs WWF di Taman Nasional Ujung Kulon, Adhi Rachmat Hariyadi. ''Lokasi ini menunjukkan bahwa memang ada beberapa induk yang kapasitas reproduksinya masih dapat diandalkan.''
Selama ini diperkirakan tinggal ada 40 ekor badak Jawa di Ujung Kulon, namun dengan adanya rekaman itu perkiraan meningkat menjadi sekitar 50. Ancaman
Dari lima spesies badak di dunia, tiga diantaranya termasuk badak Jawa adalah jenis yang paling terancam kepunahan. Badak banyak diburu untuk culanya yang konon mempunya khasiat pengobatan, walau hingga kini tidak pernah ada bukti ilmiah yang mendukungnya.
Ancaman perburuan itu tidak berlaku untuk badak Jawa ini karena ''khusus untuk badak Jawa perburuan sudah bisa ditekan ke tingkat minimal bahkan nol sejak awal tahun 1970an,'' tambah Adhi Rachmat Hariyadi.
''Ancaman justru datang dari alam karena dekat dengan Gunung Anak Krakatau dan berada di patahan benua sehingga rawan gempa, serta endemi penyakit.''
Kekhawatiran ini ditambah dengan keraguan kemampuan Ujung Kulon untuk terus menyangga habitat alami badak membuat pengelola Taman Nasional Ujung Kulon bersama dengan WWF berpikir untuk melebarkan luas wilayah konservasi ke kawasan perlindungan tak jauh dari yang ada sekarang.
Mereka berencana untuk memindahkan lima badak jantan dan tiga badak betina ke kawasan perlindungan baru.
''Tetapi kami harus sangat hati-hati dalam melakukan ini dan masih menimbang bersama pakar lain,'' tambah Adhi Rachmat Hariyadi. (BBC)
Sumber :BBC.co.uk |
0 comments:
Post a Comment