Saturday, April 2, 2011

Serbuan Ulat Bulu di Probolinggo, Contoh Nyata putusnya Siklus Rantai Makanan

Hermansyah



Dua Minggu ini kita disajikan berita mewabahnya ulat bulu di kota Probolinggo,sampai minggu kedua ( prediksi jika mengikuti siklus metamorfosa kupu-kupu dalam 10 hari serangan akan mereda ) serangan ulat bulu makin menganas,bahkan sang ulat telah melebarkan daerah invasinya dari hanya 2 kecamatan pada awal invasinya menjadi 8 kecamatan.
Dalam kasus ini saya melihat terjadinya sesuatu yang menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan ekosistem sehingga menimbulkan ledakan populasi pada satu elemen rantai makanan. ketidak seimbangan itu bisa datang dari faktor :

  1. Berkurangnya predator alami .
  2. Terjadinya perubahan Iklim yang berdampak berubahnya pola siklus perkembang biakan suatu hewan atau serangga.
  3. Penggunaan Pestisida berlebihan dan pola tanam Monokultur.

1. Berkurangnya predator alami.

Burung yang bertindak sebagai Predator alami pada siklus ini ,dalam berapa tahun belakangan populasinya mengalami penyusutan yang sangat signifikan akibat dari perburuan, berkurangnya hutan sebagai habitat alami.
berkurangnya predator menyebabkan Populasi ulat bulu melaju tanpa hambatan.Seperti kita ketahui bahwa jumlah Populasi suatu spesies tergantung pada dua kekuatan dasar:
  1. Pertama Jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup dalam kondisi ideal.Kondisi ideal dalam hal ini adalah perbandingan Populasi dengan sumber makanan ( Daun Mangga ) dan faktor pemangsa.ketika jumlah makanan banyak dan faktor pemangsa ( Burung ) sedikit.maka Populasi akan terus tumbuh menyimbangi jumlah persediaan makanan.dan terus tumbuh hingga mencapai titik maksimal kapasitas beban lingkungan.Dalam kondisi normal,jumlah populasi lebih kecil dari beban lingkungan hal ini disebabkan oleh pengaruh cuaca dan perburuan oleh predator alami.
  2. Gabungan dari berbagai efek faktor lingkungan yang kurang ideal yang mengakibatkan menurun atau hilangnya populasi spesies yang bertindak sebagai predator ( burung ). Berkurangnya predator di daerah Probolinggo disebabkan dua hal yaitu Alam dan Manusia. Alam dalam hal ini adalah meningkatnya aktifitas erupsi gunung Bromo yang membuat sebagaian besar spesies burung melakukan Migrasi menjauhi daerah sekitar Bromo


2. Terjadinya perubahan Iklim yang berdampak berubahnya pola siklus perkembang biakan suatu hewan atau serangga.


Perubahan Iklim yang berimbas pada perubahan cuaca menjadi salah satu faktor penyebab meledaknya populasi ulat bulu. Pada saat cuaca panas (musim kemarau ) Kupu kupu akan bertelur hingga ratusan butir.pada saat musim hujan telur telur itu menetas secara bersamaan.


3. Pengunaan Pestisida berlebihan dan Pola tanam Monokultur.

Dari pengamatan kondisi dilapangan ditemukan pola serangan yang berbeda antara kecamatan di Probolinggo.daerah yang parah diserang ulat bulu adalah daerah yang memiliki tanaman sejenis / Monokultur ( pohon mangga ) dan berada di pekarangan rumah.sedangkan daerah yang kebun mangganya berada terpisah dari pemukiman,serangan ulat bulu tidak terlalu menganggu hal ini disebabkan pada daerah pemukiman kontrol predator alami seperti burung dan lebah tabuhan menjadi tertekan.Lebah Tabuhan adalah predator alami ulat bulu yang paling efektif dibandingkan burung.lebah tabuhan biasanya bersarang pada dahan dan lubang pada pohon.Lebah ini terkenal agresif dalam membunuh serangga lainnya termasuk larva ulat bulu untuk dijadikan makanan tempayak disarangnya.Tetapi sayangnya Penduduk kadang menganggap keberadaannya dipemukiman justru membahayakan sehingga sarangnya sering dihancurkan atau menyemprokan pestisida untuk membunuhnya.


Baca juga cara pembasmian ulat bulu yang ramah lingkungan : http://syahbta.blogspot.com/2011/04/basmi-ulat-bulu-biotamax-custombio.html

0 comments:

Post a Comment

 
Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates