Sunday, October 23, 2011

Holopis Kuntul Baris...yang hilang dalam egotisme " Kita Bisa "

Holopis Kuntul Baris...lama tak kudengar kata kata itu, kata kata yang membuat Mahapatih Gaja mada berani bersumpah untuk menyatukan Nusantara....Kata kata yang membuat Bung Karno berteriak lantang " Go to hell Amerika "...." Kita keluar dari PBB "...atau " Ganyang Malaysia !! "..
bak mantera yang merasuk dalam jiwa...kalimat itu menjelma menjadi energi maha dahsyat yang mampu merobohkan apapun yang menghalanginya.
Darimana Mantera itu berasal ?...tak ada yang mampu menjawab...semua muncul begitu saja...
Banyak Ahli sastra dari berbagai perguruan tinggi mencoba menafsir makna yang tersembunyi dari kata Holopis kuntul baris ,salah satunya adalah Kasjianto Sastridinomo dosen Fak Ilmu pengetahuan Budaya Univ Indonesia. Menurutnya kata " Holopis " merupakan kemungkinan berasal dari kata Hola kata seru ( tussenwerpsel ) dalam bahasa belanda yang berarti "hai"
lalu bagaimana dengan kata Kuntul ? kuntul adalah jenis burung dari keluarga Ardeidai,berbulu putih berkaki dan leher panjang pemakan katak dan ikan disawah..
Dan kata Baris itu membuatku bingung???...jujur waktu kecil walau hampir sebagian waktu kuhabiskan bermain disawah ,aku belum pernah melihat burung ini berbaris,bahkan yang kulihat burung ini berlari kesana kemari tak tentu arah mengejar ikan dan katak...


Tapi padanan kata baris disini tak selalu musti harus berjalan di darat...Sore hari aku lihat burung burung ini terbang bergerombol membentuk formasi anak panah atau yang dikenal oleh pilot pilot tempur sebagai Red arrows formation.


Formasi seperti inilah yang membuat kata Holopis kuntul baris sebagai daya ungkap energik dalam kerja sama.Bahkan Presiden Soekarno dalam Pidato persiapan Kemerdekaan Indonesia mengutip kata Holopis kuntul baris untuk mengungkapkan bahwa Negara Indonesia lahir dari semangat gotong royong dan kerjasama semua anak bangsa.
66 Tahun kemudian kata ini mengalami distorsi penekanan menjadi " Kita Bisa ",
dua kata yang menurutku terlalu otoriter.lho koq Otoriter ??? bukankah itu sebagai penyemangat bahwa kita bisa..kita mampu ...?
Otoriter karena kedua kata tersebut hanya menampilkan subyek akhir tanpa mengejewantahkan proses menjadi Bisa..bukankah dulu lebih baik dengan kata " Bersama kita Bisa "
Hari ini 23 Okt 2011 tepat di Pelantaran Candi Borobudur ,Candi yang lahir dari semangat Holopis Kuntul baris justru makna Holopis kuntul baris tenggelam dalah Egotisme kita bisa, saat api Obor Sea Games dinyalakan.Egotisme karena seolah tak mau tahu, yang ada hanyalah Harus dan harus Bisa...
Hahaha...aku tertawa sendiri....Bagaimana Sepak bola kita Bisa ,kalau yang dipercayai mengelolanya selalu ribut ribut melulu...Apakah kita sadar kalau untuk cabang Olah raga yang memerlukan kerja sama seperti Sepak bola, Volley, Basket dan sebagainya kita tak ada Prestasi.bagaimana dengan Olahraga yang hanya mengandalkan Individu ( Tinju, Catur dan sebagainya ) nama Indonesia selalu diperhitungkan...
Ahhhhh...itu cuma contoh kecil,masih banyak aspek kehidupan Bangsa ini dimana makna Holopis kuntul baris-nya telah hilang....


Mungkin inilah saatnya kita harus melepas atribut keego an kita dan membaur dalam formasi kuntul baris...selama kita masih satu cita-cita,terlepas kita dari golongan,suku dan agama mana...Dengan bekerjasama bahu membahu ,susun formasi sesuai kemampuan dan jabatan kita apa yang kita Bisa lakukan untuk menjadi Bisa....



Sunday, May 29, 2011

" Mau Nikah ?.. Wajib tanam Pohon "

Hermansyah : Posting Khusus Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni 2011

" Forests: Nature at your Service "


Kabupaten Ogan Komering Ulu ( OKU ) Timur adalah Kabupaten yang baru lahir 17 Januari 2004.
yang merupakan pecahan dari Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.
Walau masih " anak kecil " tapi Kabupaten ini telah memberikan contoh kepada daerah-daerah lainnya yang sudah lebih dewasa atau bahkan mungkin sudah sepuh......
Dalam rangka menindak lanjuti gerakkan penanaman 1 Milyar pohon, Pemda OKU timur melalui kantor Kementerian Agamanya melaksanakan ide gemilang...Calon Pengantin Wajib menanam Pohon....terserah mau jenis pohon apa...hasilnya dalam sebulan,Kabupaten ini mampu menanam 600 pohon...luar biasa, bukan hanya slogan dan motto yang kebanyakan kita dengar di televisi tapi merupakan langkah Nyata yang sangat bermanfaat.


Sebagai tetangga yang hanya berjarak 30 km atau 45 menit mengunakan sepeda motor..Aku tahu betul tatanan adat budaya daerah itu.Mayoritas Masyarakatnya adalah petani dan tingkat pendidikan yang tidak setinggi masyarakat kota besar pada umumnya,Toh mereka sudah mampu memberikan contoh yang mencerminkan kesadaran akan pentingnya kelestarian Hutan Indonesia...
Bayangkan Indonesia dengan 399 Kabupaten seandainya semua daerah berbuat hal sama dalam sebulan mampu menanam 600 pohon / Kab...setiap bulannya INDONESIA KEMBALI HIJAU dengan 239.400 pohon baru .....
itu baru yang Nikah tercatat di KUA....lha kalau nikah Siri juga diwajibkan....hehehehe....aku yakin 1 Milyar pohon tembus dalam beberapa tahun...nggak cuma Slogan.....


Masih banyak Jalan menuju Indonesia hijau......A Million ways to go Green..........INDONESIA HIJAU.....

Jangan biarkan laut Kita menjadi Lautan Sampah

Saat sedang menemani putra bungsuku menonton Sibolang, Dia berkata " Pa..Tata belum pernah diajak kepantai...melihat lautan..." Aku cuma bisa tersenyum, Maklum daerah tempat tinggal kami jauh dari laut...dan rutinitas kerja membuatku tak ada waktu mengajak mereka bermain di Pantai.......
Mungkin jika pertanyaan serupa diajukan oleh putra putri kita ...kita langsung berpikir untuk memilik Laut dengan pantai terindah..atau laut yang masih bersih dari sampah dan limbah...
Ahh...Andai semua pantai dan laut Indonesia semuanya bersih, Pastinya kita tak usah repot-repot memilih tepat rekreasi pantai yang Indah...Bukankah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis pantai terpanjang diDunia ?....bayangkan kalau semua garis Pantai itu Indah dan bersih...Pemerintah nggak usah repot cari pendapatan Negara...
Tapi apa hendak dikata...bukannya jadi Pionir wisata Bahari...Indonesia malah menjadi sorotan karena tingginya laju kerusakan ekosistem laut dan pantai....
Sampah..ya..itu dia biang hilangnya keindahan pantai Indonesia...mungkin kita tidak sadar dan tahu bahwa Laut butuh waktu ratusan tahun untuk mereduksi sampah yang kita buang kelaut......

1. Tali Pancing. ( 600 tahun )
Sampah ini juga mengakibatkan matinya hewan laut yang tidak sengaja memakan atau terjerat tali pancing yang kita buang.

Penyu yang terjerat tali pancing.

Selain itu Laut butuh 600 Tahun untuk mereduksi sampah ini.

2. Botol Plastik. ( 500 Tahun )
Maraknya pengunaan botol berbahan Palstik juga mengakibatkan banyaknya sampah ini di laut.Baik yang dibuang sewaktu kita menggunakan Kapal laut atau sampah limbah yang terbawa dari sungai kelaut.


tahukah kita Laut butuh waktu 500 tahun untuk mereduksi satu botol Palstik.....

3. Tas Plastik / Kantong Kresek.......................................( 300-400 Tahun )
4. Aluminium.................................................................( 100-200 Tahun )
5. Pelampung................................................................( 80 - 90 Tahun )
6. Kaleng dan ban Mobil.................................................( 50 - 70 Tahun )
7. Kayu yang dicat.........................................................( 10 - 40 Tahun )
8. Bungkus rokok dan Pembalut.......................................( 5 - 11 Bulan )
9. Kotak susu................................................................( 3 - 4 Bulan )
10. Kotak makanan dan kulit buah....................................( 2 bulan )
11. Kertas koran dan tissu..............................................( 1 Bulan )

........Apapun bahannya....Jangan buat LAUT KITA MENJADI LAUTAN SAMPAH.......



Friday, May 27, 2011

Manis Javanica...Nasibnya tidak semanis namanya

..Selepas magrib...ketika hujan masih gerimis, aku memacu sepeda motorku melewati perbukitan dikawasan Ogan 4 ,Baturaja Sumatera selatan....jalanan licin membuatku lebih hati hati..ketika mendekati Jembatan mendadak aku menghentikan laju motorku...Owhh..seekor trenggiling ( Manis Javanica ) terlihat berjalan menyeberang jalan.Syukur jalanan sepi,karena memang kawasan ini masih tergolong hutan.sesekali kumainkan lampu motorku..ya aku berharap supaya ia cepat berlalu dan masuk kekawasan hutan diseberang jalan.aku cuma khawatir ada orang yang melihat dan memburunya...lumayan untuk 1 kilo bisa sampai 1 juta.Untuk yang Dewasa seperti yang kulihat iniberatnya bisa mencapai 2,5 kg.
Itu sebabnya hewan ini terus diburu dengan berbagai alasan.


Sisiknya jadi Incaran

Ternyata sisik trenggiling bisa menyebabkan kecanduan. Hewan pemakan semut atau dalam bahasa latin disebutManis javanica itu ternyata di mengandung zat aktif Tramadol HCl, yang merupakan partikel pengikat pada psikotropika jenis sabu-sabu.Tramadol HCl juga merupakan zat aktif yang merupakan salah satu obat analgesik yang digunakan untuk mengatasi nyeri hebat baik akut atau kronis dan nyeri pascaoperasi
Berdasarkan penelitian ilmiah, tubuh trenggiling mengandung yang dapat menjaga kekebalan tubuh (antibodi) yang sangat tinggi. Hal itu menurut Amri dapat dilihat dari sisik trenggiling yang dapat melindungi tubuh binatang tak bergigi itu.

"Jadi, percaya atau tidak, di negara asing seperti Singapura, sisik trenggiling dijual dengan harga jutaan, bahkan puluhan juta per kilogramnya. Hal itu karena ada kabar kalau di sana sisik trenggiling digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan berdosis tinggi termasuk psikotropika jenis sabu-sabu," jelas Amri.

Ia mengatakan, banyak metode yang digunakan untuk "menyulap" sisik menjadi tablet obat psikotropika. Salah satunya adalah dengan menggunakan sistem matriks, yakni obat bercampur homogen dengan bahan matriks. Amri tak menjelaskan detail proses pembuatannya.

Matriks etil selulosa, menurut Amri, adalah matriks yang tidak larut di dalam air dan lambat untuk bercampur dengan bahan lain. Sistem matriks merupakan sistem yang paling sederhana dan sering digunakan dalam pembuatan tablet lepas lambat.

"Pada sisik trenggiling, kandungan matriks etil selulosa dapat dipastikan sangat tinggi, sehingga pemanfaatannya sangat luas. Dan untuk diketahui, matriks etil solulosa juga terdapat pada sabu-sabu," tutur Amri kepada Antara.
http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2010/04/24/brk,20100424-242940,id.html

hewan ini juga dikenal sebagai pengendali populasi semut dan serangga


Upaya penyeludupan Trenggiling ke Singapura



Jika tidak dihentikan, Mungkin kelak kita cuma bisa mendongeng tentang hewan ini.

Saturday, May 21, 2011

Misteri ‘’Aliens‘’ dalam video klip HIPNOTIS Indah Dewi Pertiwi terungkap !!!




Pernah lihat Video klip HIPNOTIS nya Indah Dewi Pertiwi ?

Video Klip ini mempunyai kekuatan luar biasa yang mampu meng HIPNOTIS kita.Dengan balutan tata artistik yang canggih, video klip berdurasi 8 : 15 menit ini mampu memaparkan isu lingkungan secara utuh dalam efek visual animasi yang ciamikkk buangetss…..

Setidaknya adanya 3 elemen spesial dalam video klip ini yang membuatnya berbeda dengan klip klip musik pada umumnya

  • Kekuatan efek animasi.
  • Keindahan alam Indonesia.
  • Pesan moral ‘’ Save The Planet ‘’ yang disampaikan.

Disini aku tidak membahas point efek animasi dan keIndahan alam Indonesia karena semua sudah tersaji secara visual betapa canggihnya tehnologi animasi yang digunakan serta betapa Indah alam bumi Pertiwi. Aku hanya ingin menelaah pesan moral yang disampaikan dalam rangkai artistik animasi video klip HIPNOTIS Indah Dewi Pertiwi.

Nyok kita kupas setuntas tuntasnya Klip ini…….



Opening art klip ini dibuka dengan hitungan countdown dan kemudian …Wushhhh….diiringi dengan lantunan menyayat trible rithme dan detak Jantung,kita diajak terbang melintas ke Indah an laut ,dan tepi pantai serta gugus kepulauan Nusantara nan eksotis.seolah menyadarkan kita bahwa bumi Pertiwi ini adalah penggalan surga yang teramat disayangkan untuk hancur oleh keserakahan dan kebodohan kita.



Kemudian kita diantarkan kesosok wanita berdiri tegak menatap angkas berlatar belakang air terjun Sendang gile, lombok tengah. Dikanan screen muncul tulisan


“we’re nothing but aliens

invading planet with lust and technology”

( Kita tidak berarti apa apa tapi Aliens menyerang planet dengan keserakahan dan tehnologi )


Sosok wanita ( Indah Dewi Pertiwi ). Dalam mitologi sosok wanita/perempuan (ibu) merupakan symbol dari kelangsungan hidup suatu spesies baik itu mahluk hidup maupun tumbuh tumbuhan bahkan kata “ ibu “ kerap digabung dalam fragment bahasa kehidupan seperti : Ibukota ,Ibu pertiwi

Tatapan ke atas ( Langit / Angkasa ) mengisyaratkan kegalauan akan hal yang terjadi di Bumi ini dimasa depan

Lantas benarkah Aliens akan menyerang planet ini ???

Oh my god !! satu hal yang mengerikan jika itu benar benar terjadi,tapi apakah Aliens itu ada??..

Aliens adalah sosok mahluk luar angkasa yang tak ada habis-habisnya diperdebatkan keberadaannya. Dalam perfilman Hollywood, sosok aliens sering diidentikan dengan nafsu Invasi dan keserakahan bertehnologi untuk menguasai bumi ini.

“Dalam Video klip ini sosok Aliens adalah subyek dari kata sifat Nafsu dan keserakahan .....Obyeknya adalah diri kita sendiri "


“Nafsu dan keserakahan mengeksploitasi alam ini dengan tehnologi yang kita miliki membuat kita tak ubahnya seperti Aliens yang menyerang dan membinasakan kehidupan di Planet ini "



Kemudian pada frame selanjutnya video klip ini menggambarkan sebuah Meteorit raksasa yang menghujam tepat dibumi Pertiwi :Indonesia.seolah ingin berkata .Inilah kehancuran yang akan terjadi kelak.Tapi sesungguhnya tanpa Aliens dan tabrakan Meteor ,Ke Indah an bumi Pertiwi ini akan hancur oleh “Aliens” yang telah merasuk dalam diri kita.



Pada awal lagu ini set latar bernuansa Cyber tech lengkap dengan 4 cyborg sebagai penari latar dan Indah Dewi Pertiwi di tengahnya.Mereka berlima adalah Para Ksatria bumi yang berkamuflase sebagai cyborg yang siap melawan “Aliens” yang berkamufalse sebagai manusia…jadi ingat waktu aku kecil suka Film Animasi Jepang tentang 5 pahlawan pembela Bumi seperti google five..hehehe….

Pada Frame ini kekuatan seni koreografi kelimanya menjadi kekuatan Dominan dipadu Unsur air sebagai sumber kehidupan mahluk Planet ini.

Frame selanjutnya diawali dengan laju sebuah Ferrari merah kemudian sosok Indah Dewi Pertiwi keluar dari mobil tersebut dan Klik….ia menekan remote pada mode Teleport ready …kitapun dibawa ke sudut kota diAmrik sono dengan gaya battle dance diiringi musik RnB .



Pesan Moral yang diketengahkan disini menggambarkan apa yang menjadi trend dan dijadikan kiblat oleh para remaja Indonesia saat ini sehingga melupakan kearifan local yang telah ditanamkan oleh pendahulu Negeri ini.



Kemudian Indah Dewi Pertiwi yang bertindak sebagai lead command mengajak mereka kembali dengan menekan kembali remote nya dan …wuuusssssshhh…kembali ke Bumi Pertiwi…kali ini mereka mendarat di Tanjung Aan….terus kembali lagi ke Sendang gile….kitapun disajikan pada keIndahan alam Indonesia yang …Owhhh Indah nya negeri ini , semua terjaga berkat kearifan local penduduk negeri ini tapi sayang semua bakal musnah oleh ulah para “Aliens” negeri ini. Kita harus melawannya…..



Tapi bagaimana ?????....Apakah kita mampu..??? Bukankah para “Aliens” negeri ini mempunyai kekuatan Finansial dan kekuasaan yang luar biasa…….

Seolah mengerti apa yang menjadi pikiran kita….Indah Dewi Pertiwipun mengajak kita flashback ke 65 tahun silam…..1945 zaman revolusi dimana waktu itu Pertanyaan seperti itu juga muncul.... Apakah kita mampu?

Screenshoot mengambil angel tepat ditengah medan pertempuran Ambarawa dimana seorang pemuda berjuang melawan Penjajah yang mempunyai persenjataan lengkap, hanya bersenjata bambu runcing….tapi sejarah mencatat KITA MAMPU.....



Kita adalah Bangsa Pejuang , Bumi Pertiwi yang Indah ini lahir dari tetes darah kegigihan dan tak kenal menyerah........

Frame selanjutnya screenshoots mengambil angel sebuah kapal tanker yang berlayar di laut jawa.....merekapun beraksi dikapal yang membawa BBM fosil ini.



Tak lama kemudian Indahdkk menghilang dan muncul diJakarta ketika para ’’Aliens’’ menekan tombol ’’Executed’’ ...Eksekusi kehancuran alampun dimulai....Hujan Badai serta Tsunami menerjang Jakarta....

Screenshoots mengambil angel dari udara ketika gelombang pasang air laut meluluh lantakan gedung gedung pencakar langit.didaerah Semanggi, Thamrin, Sudirman dan Bundaran HI.

Frame ini adalah klimaks dari pertarungan Indah Dewi Pertiwi dan para Aliens, dengan remotenya Indah menekan tombol ” Reverse Damages ” .....seketika air laut yang siap menenggelamkan Ibukota mendadak surut dan alam kembali tenang.....inilah Ending dari klip HIPNOTIS Indah Dewi Pertiwi



Menyelamatkan Bumi ini terasa begitu mudah, semudah kerlipan mata Indah Dewi Pertiwi diakhir Klip....karena sesungguhnya remote itu ada dalam diri kita sendiri....


“the remote is within ourselves”

( remote itu ada dalam diri kita sendiri )

“the world is in your hands”

( Dunia dalam genggaman tangan kita )


yang dibutuhkan disini adalah kemauan dan kebulatan tekad untuk menjaga alam ini dari keserakahan para " Aliens " .remote adalah Kontrol diri untuk bersikaf arif terhadap alam ini.dan dunia dalam genggaman tangan kita.

Diakhir klip Indah Dewi Pertiwi berdiri menatap matahari yang kembali bersinar.


Video Klip HIPNOTIS full version nya bisa dilihat di bawah ini :



Klip Inipun ditutup dengan Pesan


" SAVE THE PLANET ".........




POTRET KEGANASAN PARA " ALIENS "

Para Aliens membabat habis paru paru Bumi


Membakar Hutan kita.


Mengubur tanah kelahiran kita


Menenggelamkan kehidupan kita


Mematikan sendi sendi kehidupan kita


SAVE THE EARTH.....Agar kita bisa mewarisan satu peradaban bagi anak cucu kita kelak........


Saturday, April 16, 2011

Basmi Ulat Bulu ; Biotamax (custombio) lebih ramah dari Insektisida dan Pestisida

Hermansyah


Invasi Ulat Bulu terus meluas, sangat disayangkan sistem pembasmiannya cenderung sporadis dengan penyemprotan Insektisida maupun Pestisida.tanpa disadari hal ini justru akan menimbukan efek yang lebih parah dari serang ulat bulu yang terjadi sekarang ini.Pengunaan racun kimia dapat membuat ulat bulu menjadi lebih resisten terhadap racun dan menyulitkan pembasmiannya dikemudian hari,selain itu pengunaan pestisida berebih dapat mencemari lingkungan termasuk tanah dan tanaman yang diseprotkan.

Cara yang paling efektif adalah pengunaan bahan organik seperti bakteri dan jamur yang dapat menghambat dan membasmi larva ulat bulu,selain tidak mencemari,pengunaan Bahan Organik justru meningkatkan kesuburan tanah. Salah satunya adalah Biotamax
Biota Max layaknya menambahkan pasukan/ Prajurit kedalam tanah, untuk mengikat unsur hara yang tidak terolah karena ada unsur-unsur tanah yang sudah tidak ada lagi didalam tanah. Seolah-olah unsur yang ditambahkan itu tidak termanfaatkan, maka dari itu Peran Biota Max layaknya seperti prajurit dalam pasukan tempur dan laksana menambahkan Tukang masak dalam sebuah Restaurant, sehingga apa yang ada dalam tanah bisa diolah dan dimanfaatkan optimal dalam hal pemenuhan kebutuhan unsur hara untuk tanaman.Didalam Biotamax terkandung 6 jenis Bakteri dan 4 jenis cendawan : Trichoderma harzianum, Trichoderma viride, Trichoderma koningii, Trichoderma polysporum, Bacillus subtilis, Bacillus laterosporus, Bacillus licheniformus, Bacillus megaterium, Bacillus pumilus, Paenibacillus polymyxa .Formula ini merupakan hasil dari sebuah program pengembangan dan penelitian secara ekstensif di Amerika serikat dibawah bimbingan dan pengelolaan dari Ahli Mikrobiologis Dr. Clarence L.Bough, Ph.D.

Sunday, April 10, 2011

Pengaruh perubahan iklim terhadap penurunan dan persebaran populasi pesut di Sungai Mahakam

Juara I

Lomba Karya Tulis Cinta Puspa dan Satwa yang Diselenggarakan oleh

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDALDA)

Oleh :

  • Nurul Ihsan Fawzi
  • Nur Cholis Al-Hadi
  • Bambang Setya Aji

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Iklim sangat mempengaruhi dari persebaran flora dan fauna di suatu negara, perubahan iklim akan mempengaruhi keberadaan flora dan fauna baik dari segi jumlah maupun persebaran yang semakin berkurang. Iklim sendiri adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu daerah dalam kurun waktu yang relatif lama. Sedangkan wilayahIndonesia, memiliki iklim tropis yang sangat dikenali melalui tumbuhan yang sangat besar dan selalu hijau sepanjang tahun.

Perubahan Iklim sendiri berpengaruh terhadap flora dan fauna di daerah Indonesia. Akibatnya ada jenis-jenis flora dan fauna tertentu yang dapat hidup dengan jenis iklim tertentu. Faktor-faktor pembentuk iklim diantaranya: temperatur udara, angin dan curah hujan secara bersama-sama mempengaruhi persebaran flora dan fauna.

Dalam pernyataannya menyambut Hari Keanekaragaman Hayati Dunia yang diperingati setiap tanggal 22 Mei 2007, Menteri Negara Lingkungan Hidup, Ir. Rachmat Witoelar mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini, perubahan iklim juga telah dirasakan berdampak pada pertanian, ketahanan pangan, kesehatan manusia, dan pemukiman manusia, lingkungan, termasuk sumber daya air dan keanekaragaman hayati. Akibat nyata dampak perubahan iklim terhadap spesies sebagai komponen keanekaragaman hayati adalah berupa perubahan dalam kisaran penyebaran, meningkatnya tingkat kelangkaan, perubahan waktu reproduksi, dan perubahan dalam lamanya suatu musim tanam. Dan ini didukung oleh Laporan IPCC (International Panel on Climate Chiange) pada April 2007 tentang dampak, kerentanan, dan adaptasi pada perubahan iklim mengemukakan bahwa kurang lebih 20-30% tumbuhan dan hewan diperkirakan akan meningkat risiko kepunahannya jika kenaikan temperatur global rata-rata di atas 1,5 – 2,5 derajat celsius.

Wilayah Indonesia yang masuk pada kelompok iklim hutan hujan tropis salah satunya pulau Kalimatan yang memiliki banyak keanekaragaman hayati yang secara endemik mendiami pulau Kalimantan dan sangat dipengaruhi oleh iklim. Oleh karenanya banyak spesies makhluk hidup yang sangat rentan terhadap perubahan iklim, maka dikhawatirkan spesies yang ada akan terganggu dan mengalami kepunahan. Walaupun saat ini dari pihak Departemen Kehutanan telah memberikan status langka pada spesies yang terancam punah ternyata tak mampu memberikan dampak positif bagi kelangsungan hidupnya.

Salah satu satwa yang ada yaitu Pesut (Orcaella brevirostris) dianggap sebagai satwa yang paling terancam punah. IUCN (2002) telah memberikan status Critically Endangared (kritis terancam punah) pada jenis ini, sementara CITES telah menempatkannya pada Appendix 1 yang bearti jenis ini tidak diperkenankan untuk diperdagangkan. Pemerintah Republik Indonesia sendiri telah memberikan pengakuan atas kelangkaan dan ancaman kepunahan terhadap jenis ini dengan menetapkannya sebagai jenis satwa liar yang nyata terhadap pelestarian pesut yang habitatnya di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Disamping itu berbagai permasalahan yang menjadi ancaman bagi pesut seperti pendangkalan danau-danau Mahakam, pencemaran air, lalu-lintas air yang ramai, penurunan jumlah makanan dan penggunaan jaring (rengge).

Keberadaan pesut yang dari tahun 1975 memiliki 1000 ekor populasi dan sampai saat ini diperkirakan jumlah pesut tinggal 50 ekor di Sungai Mahakam. Pesut yang jumlahnya semakin sedikit diperkirakan ada hubungannya dengan perubahan iklim yang dapat mengganggu habitat pesut tersebut. Dan saat ini Pesut telah dilindungi undang-undang melalui Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 tentang pengawetan tumbuhan dan satwa liar.

Sebagai satwa liar yang dinyatakan terancam punah, pemberian status kelangkaan pada pesut seperti tersebut diatas ternyata belum memberikan dampak positip kepada keberadaan pesut supaya tetap lestari dan terjaga.

Dengan melihat latar belakang tersebut diatas, maka peneliti memberikan judul penelitian sebagai berikut “ Pengaruh perubahan iklim terhadap penurunan dan persebaranpopulasi pesut di Sungai Mahakam”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana pengaruh perubahan iklim terhadap penurunan dan persebaran populasi pesut di Sungai Mahakam?
  2. Bagaiamana distribusi dan penyebaran populasi pesut di sungai Mahakam dari waktu kewaktu?

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Supaya dalam penelitian ini permasalahan tidak berkembang, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada:

1. Penelitian ini menyangkut populasi Pesut yang ada di Sungai Mahakam.

2. Iklim dalam hal ini yang mempengaruhi kondisi sungai Mahakam.

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertujuan:

  1. Untuk mengetahui pengaruh iklim terhadap penurunan populasi pesut di Sungai Mahakam.
  2. Untuk mengetahui distribusi dan penyebaran populasi pesut di sungai Mahakam dari waktu kewaktu.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Iklim

Menurut Dra. Cut Meurah Regariana:2004, Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbeda beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui prakiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Departemen Perhubungan. Untuk negara negara yang sudah maju perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat (tepat).

Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputiwilayah yang luas.Matahari adalah kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di bumiyang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Kendali iklim yang lain, misalnya distribusi darat dan air, tekanan tinggi dan rendah, massa udara, pegunungan,arus laut dan badai.

Iklim merupakan unsur geografis yang sangat mempengaruhi kehidupan mahluk hidup secara luas. Pengertian iklim sendiri adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah dalam kurun waktu yang relative lama (Marah Uli H, 2005).

Menurut Marah Uli H dan Asep Mulyadi, faktor-faktor pembentuk iklim antara lain:

  • Radiasi matahari
  • Temperatur udara
  • Tekanan udara
  • Kelembapan udara
  • Awan
  • Curah hujan
  • Angin

Berdasarkan garis lintang Indonesia yaitu berada pada 50 LU- 110 LS, maka menurut pengklasifikasian iklim matahari Indonesia memiliki iklim tropis. Menurut pengklasifikasian iklim koppen yang berdasarkan pada temperature udara dan curah hujan, Indonesia memiliki iklim hutan hujan tropis.

Karekteristik iklim hutan hujan tropis ialah sebagai berikut.

  1. Matahari bersinar sepanjang tahun.
  2. Curah hujan tinggi dan merata sepanjang tahun
  3. Amplitudo temperature tahunan relatif kecil (antara 250-300 C)
  4. Dibawah tudung pohon selap sepanjang hari, seolah-olah tidak ada perbedaan temperatur antara siang dan malam.

Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropis dan subtropis. Hutan ini sepanjang tahun selalu mendapatkan air dan mempunyai spesies pepohonan yang beragam. Ciri-cirinya sebagai berikut:

1. Masa pertumbuhan lama,

2. jenis tumbuhan banyak

3. ketinggian 20-40 meter,

4. berdaun lebar,

5. hutan basah,

6. jenis pohon sulur sehingga kayu keras.

2.1.2 Pesut dan Habitatnya

Pesut termasuk golongan lumba-lumba oleh karena itu walaupun hidup di air, pesut bukanlah ikan melainkan mamalia. Pesut (Orcaela brevirostris) merupakan salah satu mamalia yang hidup di dalam air, bernapas menggunakan paru-paru dan berkembang biak dengan cara melahirkan.Pesut dewasa memiliki berat rata-rata antara 90-200 kg dengan panjang antara 2-2,7 meter dan berwarna abu-abu.

Secara umum, dunia mengenal pesut dengan nama Irrawaddy Dolphin. Nama itu merujuk pada salah satu sub populasi yang terdapat di sungai Irrawaddy/Ayeryawaddy di Myanmar, Asia tenggara.

Berdasarkan Red Data Book IUCN (1991), jenis pesut diklasifikasikan sebagai berikut:

Kelas : Mamalia

Ordo : Cetacea

Sub Ordo : Odontoceti

Super famili : Delphoinidae

Famili : Delphinidae

Sub famili : Orcaellinae

Genus : Orcaella

Spesies : Orcaella bervirostris.

  • Perilaku pesut

Jenis pesut yang hidup di air tawar, tergolong tidak terlalu aktif dibanding dengan kebanyakan jenis lumba-lumba lainnya. Akan tetapi, pada keadaan tertentu terkadang melakukan lompatan-lompatan.

Pesut umumnya bernafas tiga kali dalam interval berdekatan, kemudian menyelam selama satu sampai dua menit. Waktu menyelam akan lebih lama bila menyendiri atau mengalami ketakutan, namun maksimal 12 menit. Laju berenang maksimal 15 km/jam (normalnya 3-4 km/jam), berkelompok dalam jumlah kecil maksimal tujuh ekor dengan anak,namun pernah ditemukan 8-10 ekor dalam satu kelompok. Sebagian besar waktu bagi pesut, digunakan untuk makan dan mencari makan.

  • Makanan pesut

Pesut tergolong pemakan segala, mengambil makanan dari dalam sungai (melayang) maupun dasar sungai. sekalipun pesut pemakan segala, namun ikan bertulang adalah favoritnya. Selain itu pesut juga memakan crustacean, chiphalopoda dan telur ikan. Kebutuhan makanan bagi seekor pesut dewasa mencapai 10-19 kg/hari atau sekitar 10% dari berat tubuhnya.

2.1.3 Dampak iklim terhadap kehidupan pesut

Pesut adalah mamalia yang sangat sensitive terhadap perubahan lingkungan habitat hidupnya. Sedikit saja pesut mengalami gangguan di habitatnya, akan membuatnya stress dan berakibat buruk pada pesut. Perubahan pembentuk iklim yang banyak dipengaruhi oleh kerusakan lingkungan seperti kerusakan hutan akan berdampak negative pada perubahan di lingkungan habitat pesut Mahakam. Hal itu sangat berbahaya bagi kelangsungan kehidupan pesut Mahakam yang sangat sensitive terhadap perubahan itu.

2.2 Metode Penelitian

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini terdiri dari beberapa metode:

2.2.1 Metode Kepustakaan

Metode ini digunakan dalam keseluruhan proses penelitian sejak awal hingga sampai akhir penelitian dengan cara memanfaatkan berbagai macam pustaka yang relevan dengan fenomena yang telah dicermati. Dengan demikian keakuratan data dapat kita peroleh secara lebih jelas.

2.2.2 Survey

Data yang kami peroleh dari kajian pustaka, kami gunakan untuk dasar acuan dalam melakukan survey lapangan secara langsung. Kami melakukan survey di tiga lokasi yang menjadi habitat utama pesut, yaitu di Kecamatan Muara Kaman, Desa Kedang Pahu dan Desa Muara pahu.

2.2.3 Dokumentasi

Ketika kami melakukan penelitian, tak lupa kami juga mengambi data visual kondisi pesut itu sendiri. Dengan demikian, diharapkan setelah adanya data visual tersebut, kita dapat memperoleh gambaran yang nyata bagaimana kondisi pesut saat ini. Sehingga semakin memperjelas data yang telah kita peroleh dalam penulisan ini.


BAB III

ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Populasi dan Persebaran Pesut

Di dunia ini, pesut ( Orsaella brevirostris ) hanya dapat ditemukan di perairan perairan-prerairan tropis dan sub-tropis indo-pasifik. Di wilayah ini,pesut hidup di perairan dangkal pesisir pantai(termasuk estuary) dan sungai-sungai pedalaman. Pada ekosistem estuari, pesut dilporkan terdapat di muara-muara Sungai Gangga dan Brahmaputra. Sedangkan di perairan/sungai pedalaman keberadaan populasi besar pesut tercatat di Sungai Ayeryawaddy di Myanmar, Sungai Mekong di Vietnam dan kamboja serta Sungai Mahakam di Kalimantan, Indonesia.

Di Indonesia, masyarakat awam hanya mengenal pesut yang hidup di Sungai Mahakam beserta anak-anak sungai dan danau-danaunya yakni danau Semayang, danau Jempang, dan danau Melintang. Padahal beberapa catatan menyebutkan bahwa pesut pernah terlihat di Sungai Kapuas( Kalimantan Barat), Sungai Barito (Kalimantan Selatan), serta Sungai Kahayan( Kalimantan Tengah). Sungai Kumai (di sekitar Tanjung Putting) Kalimantan Tengah juga dilaporkan sebagai habitat satwa ini. Bukti keberadaan pesut di Sungai Mahakam di dapat dari BKSDA Kalimantan Timur dimana petugasnya menemukan pesut mati di Sungai Malinau.

Wilayah pesisir Kalimantan Timur, Khususnya Delta Mahakam juga disebut sebagai daerah sebaraan pesut ( Yayasan Konservasi RASI,2005). Demikian pula perairan Sungai Riko, Sungai Sepaku, dan Pulau Balang di kawasan Teluk Balikpapan dianggap sebagai salah satu habitat pesut di Kalimantan Timur.

Hal ini didukung oleh BKSDA Kaltim bahwa Penyebaran pesut sangat dipengaruhi oleh kondisi kedalaman perairan, disamping faktor kualitas air dankelimpahan ikan makanannya. Selama musim kemarau, sebagaimana terjadi pada musim kemarau tahun 1995, pesut banyak berkumpul dan bergerak di dalam sungai Mahakam, sungai Pela, sungai Melintang dan muara-muaranya. Hal ini terjadi karena pada saat air surut musim kemarau, danau-danau menjadi dangkal (kedalaman 1,-2,5 meter) dengan vegetasi rumput berakar di dasar dan rumput terapung yang rapat di sebagian besar danau. Bahkan reservat-reservat ikan seperti ini selain tidak memberikan ruang gerak bagi pesut, juga derajat keasaman yang rendah, sementara siang harinya menjadi panas.

Sebaliknya sungai Mahakam dengan kedalaman diatas 15 meter, sungai Pela dengan kedalaman 8,0-9,5 meter dan sungai Melitang dengan kedalaman 7,0-8,0 meter selama musim kemarau merupakan tempat yang layak bagi pesut. Disamping kedalamanya, sungai-sungai tersebut pada musim kemarau banyak dihuni ikan-ikan yang bermigrasi dari parairan rawa dan danau yang sebagian besar mengalami penyusutan dan pengeringan.

Di Sungai Mahakam, sampai awal tahun 1980-an, pesut masih dapat di jumpai di Samarinda. Tidak diketahui secara pasti apakah individu-individu tersebut adalah populasi pesisir yang masuk jauh ke pedalaman sungai atau memang individu-individu dari populasi pedalaman. Tetapi yang jelas tidak ada informasi terkini mengenai keberadaan pesut di sekitar Samarinda, bahkan hingga ke hulu Tenggarong.Informasi terakhir yang didapat Tim Survey BKSDA Kalimantan Timur tahun 2003 menyebutkan bahwa ada pesut terlihat di sekitar Desa Benua Puhun di hilir Muara Kaman (BKSDA Kaltim,2003)

Sekarang populasi pesut di sepanjang alur utama Sungai Mahakam dianggap tersebar mulai Muara Kaman, di hilir hingga ke hulu sejauh Riam Udang di dekat Long Bagun. Selai di alur utama Sungai Mahakam tersebut , sebaran pesut juga meliputi anak-anak sungai dan danau-danau Mahakam. Anak-anak sungai yang tercatat menjadi daerah sebaran pesut adalah Sungai Kedang Rantau, S. Kedang Kepala, S. Belayan, S Kedang Pahu, dan S. Ratah. Danau-danau yang saat ini menjadi daerah persebaran pesut ialah Danau Semayang dan Danau Melintang. Untuk danau jempang, Yayasan Konservasi RASI( 2005 ) memperkirakan bahwa sekarang tidak ada lagi pesut yang hidup di perairan ini.

Jumlah pesut dari tahun ke tahun semakin berkurang, hal dapat dijelaskan dengan melihat tabel dibawah ini.

Tabel 1. Populasi pesut Mahakam dari tahun 1975-2000.

TAHUN

POPULASI

PENURUNAN

PROSENTASE

1975

1000

0

0.00

1980

800

200

21.05

1985

600

200

21.05

1990

400

200

21.05

1995

100

300

31.58

2000

50

50

5.26

2950

950

100.00

Sumber : BKSDA Kaltim:2000

Dari data tersebut dapat kita peroleh informasi bahwa setiap rentang tahun terjadi penurunan yang sangat signifikan. Dari rentang waktu antara 1975-2000 penurunan pesut terjadi sangat besar yaitu 950 ekor. Dimana dari 1975-1985 tiap terjadi pengurangan 200 ekor atau 21,05%. Pada tahun 1980-1985 terjadi penurunan 200 ekor atau 21,05%. Sama seperti rentang tahun sebelumnya, pada rentang tahun 1985-1990 penurunan pesut sebanyak 200 ekor atau 21,05%. Sedangkan pada rentang tahun 1990-1995 penurunan pesut yang sangat besar yaitu 300 ekor atau 31,58%. Tetapi pada rentang tahun 1995-2000 penurunan pesut sedikit berkurang, yaitu 50 ekor atau 5,26%. Semakin menurunnya jumlah polulasi pesut yang kita peroleh dari dari tahun ke tahun di data tersebut, dapat kita simpulkan bahwa populasi pesut akan habis jika hal ini tetap terjadi.

Untuk perkembangan persebaran Pesut dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Penyebaran pesut Mahakam dari tahun 1975-2000.

TAHUN

SEBARAN

PENURUNAN

PROSENTASE

1975

590

0

0.00

1980

460

130

13.68

1985

350

110

11.58

1990

250

100

10.53

1995

150

100

10.53

2000

110

40

4.21

1910

480

50.53

Sumber : BKSDA Kaltim:2000

Dari tabel tersebut terlihat penurunan persebaran pesut sejak tahun 1975 hingga 2000, dimana persebaran pesut seluas 590 km² pada tahun 1975 menurun hingga 110 km² pada tahun 2000. Penurunan persebaran pesut yang tinggi terlihat pada rentang tahun 1980 yaitu sebesar 130 km².

Secara lebih jelas dengan perbandingan populasi pesut setiap rentang lima tahun ddapat kita lihat pada grafik berikut.

Grafik 1. Populasi dan persebaran pesut dari tahun 1975-2000

Penurunan populasi dan persebaran pesut dipengaruhi beberapa faktor.Faktor-faktor yang diduga sangat berpengaruh pada hilangnya fungsi danau sebagai habitat pesut, sehingga pesut tidak lagi ditemukan di perairan danau adalah:

  1. Pendangkalan danau, akibat tingginya proses sidementasi . Danau Semayang musim kering, hanya berkedalaman 0.5-1,0 meter dan Danau Melintang hampir terisolir dari sungaii Mahakam.
  2. Pertumbuhan gulma yang relatif cepat sehingga saat ini hampir 75% telah tertutupi oleh gulma sehingga mempersempit ruang gerak pesut.
  3. Perubahan kualitas air yang mengarah pada ekosistem rawa dengan warna air coklat kehitaman akibat surutnya air selama musim kemarau sehingga tidak ada input air baru yang dapat menetralisir perubahan tersebut

3.2 Pengaruh kerusakan lingkungan terhadap perubahan iklim

Perubahan iklim global disebabkan oleh meningkatnya kosentrasi gas di atmosfer. Hal ini terjadi sejak revolusi industri yang membangun sumber energi yang berasal dari batu bara, minyak bumi dan gas yang membuang limbah gas di atmosfer seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O). Sang surya yang menyinari bumi juga menghasilkan radiasi panas yang ditangkap oleh atmosfer sehingga udara bumi bersuhu nyaman bagi kehidupan manusia. Apabila kemudian atnosfer bumi dijejali gas, terjadilah “efek selimut” seperti yang terjadi pada rumah kaca, yakni radiasi panas bumi yang lepas ke udara ditahan oleh “selimut gas” sehingga suhu bumi naik dan menjadi panas. Semakin banyak gas dilepas ke udara, semakin tebal “selimut Bumi”, semakin panas pula suhu bumi.

Seperti telah dikemukakan bahwa terjadinya efek rumah kaca disebabkan oleh sejumlah massa berupa gas atau pertikel-pertikel halus yang ada di atmosfer, misalnya gas karbon dioksida, methane uap air dan partikel-partikel halus berupa debu yang berasal dari letusan gunung berapi. Efek rumah kaca ini sebenarnya sudah terjadi sejak beratus bahkan beribu tahun yang lalu, karena uap air dan karbon dioksida secara alamiah sudah hadir secara seimbang di atmosfer bumi ini. Adanya karbon dioksida dan uap air alamiah di atmosfer yang dalam keadaan seimbang inilah yang menciptakan variasi suhu udara seperti yang kita rasakan selama ini. Sebab kalau misalnya di atmosfer ini tidak terdapat gas karbon dioksida dan uap air maka suhu udara di bumi akan menjadi 340C lebih rendah dari yang kita rasakan saat ini. Namun apabila kadar gas rumah kaca di atmosfer bumi ini meningkat terus melebihi kadar alamiahnya akibat perilaku dan tindakan manusia (external factors) maka akan diikuti peningkatan suhu udara global. Akselerasi pertambahan kadar karbon dioksida di alam ini seharusnya agak dapat dikurangi oleh vegetasi kawasan hutan dan tanaman lainnya yang memerlukan gas karbon dioksida dalam proses fotosintesa. Namun ironisnya, manusia dengan dalih ingin memper-cepat laju pembangunan justru banyak mem-babat hutan dan membuka lahan.

Aktivitas manusia yang dapat menambah kadar karbon dioksida di atmosfer adalah semua kegiatan yang dikerjakan dengan menggunakan energi dimana energi tersebut diperoleh dari pembakaran bahan fosil, seperti batubara, minyak bumi dan gas alam. Sebagai produk samping utama dari energi yang diperoleh dari pembakaran bahan fosil tersebut adalah gas karbon dioksida yang makin lama akan makin memenuhi atmosfer bumi. Berapa banyak gas karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer bumi dapat di-ilustrasikan dengan data pada kondisi pada tahun 1997. Pada tahun 1997 tersebut telah diproduksi 5,2 milyard ton batubara, 26,4 milyard barrel minyak bumi dan 81,7 triliun kubik feet gas alam. Apabila bahan-bahan fosil tersebut dibakar untuk memperoleh energi maka akan dihasilkan karbon dioksida sebanyak 6,2 milyard metrik ton yang akan menyebar ke atmosfer bumi. Dari data yang dihimpun oleh UNEP menunjukkan bahwa kadar gas karbon dioksida di amosfer telah meningkat 31% sejak tahun 1975. Peningkatan gas karbon dioksida selama 20 tahun terakhir ini 75% berasal dari hasil pembakaran energi fosil (minyak bumi, gas alam dan batubara).

Kondisi ini akan menyebabkan efek berantai dimana dengan meningkatnya suhu udara akan menyebabkan terjadinya peningkatan intensitas penguapan air permukaan dan air laut. Dengan meningkatnya intensitas penguapan air permukaan berarti menambah kadar uap air di atmosfer dan ini menambah konsentrasi gas rumah kaca. Dengan makin meningkatnya intensitas penguapan juga mengakibatkan meningkat dan berubahnya pola presipitasi di wilayah tertentu yang menyebabkan terjadinya banjir di suatu wilayah dan kekeringan di wilayah lainnya.

Sistem alam dan kehidupan akan terpengaruh oleh terjadinya perubahan iklim, yang dimanifestasi-kan dari gejala-gejala sebagai berikut, yaitu:

  • perubahan suhu udara yang variatif
  • perubahan pola dan intensitas siklus hidrologi
  • perubahan jumlah dan pola presipitasi
  • terjadinya extreme weather events
  • meningkatnya permukaan air laut akibat mencair-nya es di kutub bumi
  • perubahan kadar air tanah (soil moisture) dan kondisi sistem hidrologi pada umumnya

Perubahan iklim yang diperkirakan akan menyertai pemanasan global adalah sebagai berikut:

1. Mencairnya bongkahan es di kutub sehingga permukaan laut naik.

2. Air laut naik maka akan menenggelamkan pulau dan menghalangi mengalirnya air sungai ke laut yang menimbulkan banjir di dataran rendah kalau di Indonesia seperti pantai utara Pulau Jawa, dataran rendah Sumatera bagian timur, Kalimantan bagian selatan, dan lain-lain.

3. Yang paling mencemaskan adalah berubahnya iklim sehingga berdampak buruk pada pola pertanian Indonesia yang mengandalkan makanan pokok beras pada pertanian sawah yang bergantung pada musim hujan. Suhu bumi yang panas menyebabkan mengeringnya air permukaan sehingga air menjadi langka. Ini memukul pola pertanian berbasis air.

4. Meningkatnya resiko kebakaran hutan.

5. El Nino dan La Nina

El Nino dan La Nina merupakan gejala yang menunjukkan perubahan iklim. El Nino adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat Peru – Ekuador (Amerika Selatan yang mengakibatkan gangguan iklim secara global. Biasanya suhu air permukaan laut di daerah tersebut dingin karena adanya up-welling (arus dari dasar laut menuju permukaan). Menurut bahasa setempat El Nino berarti bayi laki-laki karena munculnya di sekitar

Hari Natal (akhir Desember). Di Indonesia, angin monsun (muson) yang datang dari Asia dan membawa banyak uap air, sebagian besar juga berbelok menuju daerah tekanan rendah di pantai barat Peru – Ekuador. Akibatnya, angin yang menuju Indonesia hanya membawa sedikit uap air sehingga terjadilah musim kemarau yang panjang. Sejak tahun 1980 telah terjadi lima kali El Nino di Indonesia, yaitu pada tahun 1982, 1991, 1994, dan tahun 1997/98. El Nino tahun 1997/98 menyebabkan kemarau panjang, kekeringan luar biasa, terjadi kebakaran hutan yang hebat pada berbagai pulau, dan produksi bahan pangan turun dratis, yang kemudian disusul krisis ekonomi. El Nino juga menyebabkan kekeringan luar biasa di berbagai benua, terutama di Afrika sehingga terjadi kelaparan di Etiopia dan negara-negara Afrika Timur lainnya. Sebaliknya, bagi negara-negara di Amerika Selatan munculnya El Nino menyebabkan banjir besar dan turunnya produksi ikan karena melemahnya upwelling. La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina menurut bahasa penduduk lokal berarti bayi perempuan. Peristiwa itu dimulai ketika El Nino mulai melemah, dan air laut yang panas di pantai Peru – ekuador kembali bergerak ke arah barat, air laut di tempat itu suhunya kembali seperti semula (dingin), dan upwelling muncul kembali, atau kondisi cuaca menjadi normal kembali. Dengan kata lain, La Nina adalah kondisi cuaca yang normal kembali setelah terjadinya gejala El Nino. Perjalanan air laut yang panas ke arah barat tersebut akhirnya akan sampai ke wilayah Indonesia. Akibatnya, wilayah Indonesia akan berubah menjadi daerah bertekanan rendah (minimum) dan semua angin di sekitar Pasifik Selatan dan Samudra Hindia akan bergerak menuju Indonesia. Angin tersebut banyak membawa uap air sehingga sering terjadi hujan lebat. Penduduk Indonesia diminta untuk waspada jika terjadi La Nina karena mungkin bisa terjadi banjir. Sejak kemerdekaan di Indonesia, teuhlah terjadi 8 kali La Nina, yaitu tahun1950, 1955, 1970, 1973, 1975, 1988, 1995 dan 1999.

3.3 Dampak perubahan Iklim terhadap kerusakan habitat pesut

· kerusakan hutan

“Hutan” ialah lapangan bertumbuhan pepohonan yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya dan yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai (UU No 5 thn 1967).

Peristiwa el-Nino sebagai dampak dari perubahan iklim sangat mempengaruhi vegetasi hutan yang ada disekitar habitat pesut. Kemarau panjang sebagai dampak dari peristiwa El-Nino telah menyebabkan kekeringan yang berkepanjangan. Akibat dari kekeringan tersebut adalah banyaknya kebakaran hutan dan berkurangnya debit air di sungai Mahakam.

Setelah peristiwa tersebut, vegetasi hutan yang berguna sebagai penahan erosi banyak yang rusak. Sehingga ketika musim penghujan tiba, tingkat erosi yang dihasilkan sangat tinggi dan mengakibatkan sidementasi pada sungai sebagai habitat pesut. Sidementasi tersebut mengakibatkan pendangkalan sungai yang sangat signifikan didaerah pesut hidup. Sehingga habitat pesut yang ideal dengan kedalaman 9-12 meter tidak lagi ideal. Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya populasi pesut.

· Perubahan pH atau konsentrasi

Air normal yang memenuhi syarat untuk kehidupan berkisar antara 6,5-7,5. Perubahan pH sangat berdampak terhadap sumber makanan pesut. Makin asam atau basa suatu perairan membuat semakin sedikitnya mikroorganisme yang secara tidak langsung mempengaruhi rantai makanan. Pesut sebagai Konsumen tertingggi dalam rantai makanan tersebut, akan merasakan dampaknya sehingga berdampak pula pada populasi pesut. Perubahan pH air dapat disebabakan oleh sendimentasi DAS Mahakam dan Danau-danau tempat habitat alami yang dikarenakan rusaknya hutan sebagai dampak terjadinya el-nino, pencemaran limbah industri maupun rumah tangga seperti yang terjadi di Samarinda,juga menjadi faktor perubahan pH air.

· Penurunan kadar oksigen dalam air

Oksigen merupakan zat yang sangat vital bagi makhluk hidup. Berkurangnya kadar oksigen berakibat menurunnya laju metabolisme makhluk hidup yang akhirnya dapat berdampak pada kematian. Semakin berkurangnya kadar oksigen dalam air menyebabkan penurunan populasi ikan-ikan kecil yang merupakan sumber pakan utama pesut. Penurunan kadar oksigen dapat disebabkan beberapa hal diantaranya pencemaran limbah industri oleh pabrik yang membuang limbahnya ke sungai Mahakam, limbah rumah tangga seperti buangan deterjen dan booming(eutrofikasi)fitoplankton ataupun tumbuhan gulma akibat dari sidementasi yang tinggi dengan membawa unsur hara yang sangat banyak sebagai dampak dari perubahan iklim.

Berikut ini data kualitas air di Danau Semayang dan Danau Melintang.

Tabel 1. Keadaan pH dan DO di kedua danau pada bulan agustus 1998

No

Lokasi

Danau Semayang

Danau melintang

pH

DO

pH

DO

1

Tepi Selatan

6,52

0,63

6,09

3,22

2

Tepi Timur

5,84

1,15

5,66

3,41

3

Tepi Utara

5,99

0,67

5,82

2,97

4

Tepi Barat

5,67

1,47

5,98

4,70

5

Tengah Selatan

4,65

0,06

5,60

1,84

6

Tengah Timur

5,31

0,81

5,55

3,03

7

Tengah Utara

4,82

0,16

5,95

1,48

8

Tengah Barat

4,52

0,04

5,62

2,10

Sumber : BKSDA Kaltim

Mengamati data dari kualitas air kedua danau tersebut tampak bahwa kualitas air danau secara umum rendah. Nilai parameter pH dan oksigen terlarut (DO) sangat rendah. Ini akan sangat berpengaruh untuk jangka panjang bagi pesut karena makanan mereka akan berkurang akibet kualitas air yang rendah.

· Pencemaran zat kimia terhadap sungai

Pencemaran zat kimia seperti mercuri, DDT, batu bara dan sebagainya sangat mempengaruhi populasi pesut di sungai Mahakam. Selain dapat mematikan pesut, zat kimia tersubut juga dapat menurunkan tingkat kekebalan pesut dialam. Contohnya adalah pencemaran batu bara dapat merubah pigmen kulit pesut dan menurunkan kemampuan beradaptasi, sehingga berdampak pada penurunan populasi pesut di alam.

· Pendangkalan sungai dan danau

Penyebab utama pendangkalan danau adalah lumpur dari DAS Mahakam Hulu. Hasil analisis Dinas Pekerjaan Umum Kaltim Tahun 1993 terhadap sidemen sungai Mahakam yang masuk ke danau secara fisik dapat mengakibatkan sidementasi setebal 10-12 cm/tahun. Rusaknya sub DAS Mahakam hulu yang diakibatkan oleh penebangan hutan secara liar, pertambangan batu bara dan minyak bumi dan kegiatah HTI memperparah proses pengendapan di sungai Mahakam. Hal ini sangat berpengaruh bagi kehidupan pesut karena pesut habitat ideal untuk hidup di sungai dengan kedalaman minimal 9-12 meter. Dari penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Konservasi RASI memperkirakan bahwa tidak ada lagi pesut yang hidup di perairan Danau Jempang padahal danau Jempang pernah menjadi habitat alami pesut. Hal ini disebabkan oleh pendangkalan yang sangat hebat di danau jempang.

3.4 Langkah-langkah penyelesaian

1. Penurunan persebaran dan penurunan populasi pesut di Sungai Mahakam, dapat diatasi dengan:

· Diperlukan adanya wilayah konservasi yang secara khusus melindungi pesut Mahakam. Sebagai langkah kongkret untuk perlindungan pesut dari kepunahan, yang secara intregasi khususnya menyangkut pemeliharaan dan peningkatan populasi jenis ikan pakan pesut, perbaikan habitat dan pengaturan pemanfaatannya.

· Penyuluhan kepada masyarakat di sekitar habitat pesut Mahakam agar lebih bersahabat dengan pesut. Dengan demikian pencemaran-pencemaran yang dihasilkan dapat mencemari habitat pesut Mahakam lebih ditekan keberadaannya.

2. Iklim yang mengalami kerusakan dapat diatasi dengan beberapa cara diantaranya:

· Penghentian penebangan hutan secara liar

Hutan yang berkurang akibat penebangan liar akan mengakibatkan kurangnya gas CO2 yang disintesis kembali menjadi gas oksigen. Jika gas karbondioksida sedikit yang disintesis dan masih berkeliaran di atmosfer bumi tanpa terkendali, maka gas karbondioksida akan terperangkap dan mengakibatkan efek rumah kaca.

· Reboisasi hutan

Sebagai langkah lanjutan atas banyaknya hutan yang rusak, maka penanaman kembali hutan adalah langkah kongkret untuk merehabilitasi kondisi hutan yang telah rusak.

· Pengurangan penggunaan bahan bakar yang berasal dari fosil dan peralatan yang menghasilkan gas feon( CFC ), karena semakin besar pemakaian akan menyebabkan lubang ozon yang semakin besar.

· Perlunya bahan bakar alternative pengganti yang ramah lingkungan.

Bahan bakar fosil yang semakin berkurang akan merupakan suatu problem yang harus dihadapi oleh kita. Oleh karenanya, adanya bahan bakar pengganti sangat diperlukan untuk kemakmuran kita semua.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Wilayah penyebaran dan jumlah populasi pesut terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun

2. Kerusakan lingkungan berakibat berubahnya iklim global dan perubahan iklim tersebut akan berdampak kembali kepada lingkungan

3. Perubahan iklim berdampak rusaknya habitat pesut yang mengakibatkan penurunan daerah persebaran pesut dan jumlah populasi pesut.

4.2 Saran

  1. Kepada pemerintah agar lebih memperhatikan dan peduli habitat pesut Mahakam secara lebih nyata. Salah satu peran yang harus dilakukan pemerintah adalah mengeluarkan Undang-undang yang melindungi pesut Mahakam.
  2. Kepada masyarakat di sekitar habitat pesut untuk lebih peduli terhadap pesut dan melindungi keberadaanya.
  3. Penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran terutama menyangkut kerusakan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Bayong Tjasyono, Dr.1999. Klimatologi Umum, Bandung: FMIPA – ITB.

Badan Konservasi Sumber Daya Alam. 2000. Kalimantan Timur.

Chandra Darma Boer. 2003. Strategi Konservasi Pesut Mahakam dan Habitatnya.BKSDA Kaltim. 1997.

Dra. Cut Meurah Regariana.2004. Atmosfer (Cuaca dan Iklim). Solo, Tiga Serangkai.

Hasil Penelitian Potensi Pesut Air Tawar di perairan sungai Mahakam.

Hasil monitoring populasi pesut Mahakam. 2003. BKSDA Kaltim wilayah II. Tenggarong.

Hasil monitoring Populasi Pesut Mahakam. 2004. BKSDA Kaltim wilayah II. Tenggarong.

Klinowsko, M. 1991. Dolphins Porpoises and whales of The World. The IUCN red Data Book. IUCN. Gland.

K. Wardiyatmoko. 2005. Geografi SMA Kelas XI. Erlangga, Jakarta.

Marah Uli H dan Asep Mulyadi. 2005. Geografi SMA Kelas X. ESIS, Jakarta.

Wisnu Arya Wardhana. 1994. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset, Yogyakarta.

www.wikipedia.com

www.walhi.co.id

Yayasan konservasi RASI. 2005. Program Konservasi Pesut Mahakam.

 
Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates