Friday, May 27, 2011

Manis Javanica...Nasibnya tidak semanis namanya

..Selepas magrib...ketika hujan masih gerimis, aku memacu sepeda motorku melewati perbukitan dikawasan Ogan 4 ,Baturaja Sumatera selatan....jalanan licin membuatku lebih hati hati..ketika mendekati Jembatan mendadak aku menghentikan laju motorku...Owhh..seekor trenggiling ( Manis Javanica ) terlihat berjalan menyeberang jalan.Syukur jalanan sepi,karena memang kawasan ini masih tergolong hutan.sesekali kumainkan lampu motorku..ya aku berharap supaya ia cepat berlalu dan masuk kekawasan hutan diseberang jalan.aku cuma khawatir ada orang yang melihat dan memburunya...lumayan untuk 1 kilo bisa sampai 1 juta.Untuk yang Dewasa seperti yang kulihat iniberatnya bisa mencapai 2,5 kg.
Itu sebabnya hewan ini terus diburu dengan berbagai alasan.


Sisiknya jadi Incaran

Ternyata sisik trenggiling bisa menyebabkan kecanduan. Hewan pemakan semut atau dalam bahasa latin disebutManis javanica itu ternyata di mengandung zat aktif Tramadol HCl, yang merupakan partikel pengikat pada psikotropika jenis sabu-sabu.Tramadol HCl juga merupakan zat aktif yang merupakan salah satu obat analgesik yang digunakan untuk mengatasi nyeri hebat baik akut atau kronis dan nyeri pascaoperasi
Berdasarkan penelitian ilmiah, tubuh trenggiling mengandung yang dapat menjaga kekebalan tubuh (antibodi) yang sangat tinggi. Hal itu menurut Amri dapat dilihat dari sisik trenggiling yang dapat melindungi tubuh binatang tak bergigi itu.

"Jadi, percaya atau tidak, di negara asing seperti Singapura, sisik trenggiling dijual dengan harga jutaan, bahkan puluhan juta per kilogramnya. Hal itu karena ada kabar kalau di sana sisik trenggiling digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan berdosis tinggi termasuk psikotropika jenis sabu-sabu," jelas Amri.

Ia mengatakan, banyak metode yang digunakan untuk "menyulap" sisik menjadi tablet obat psikotropika. Salah satunya adalah dengan menggunakan sistem matriks, yakni obat bercampur homogen dengan bahan matriks. Amri tak menjelaskan detail proses pembuatannya.

Matriks etil selulosa, menurut Amri, adalah matriks yang tidak larut di dalam air dan lambat untuk bercampur dengan bahan lain. Sistem matriks merupakan sistem yang paling sederhana dan sering digunakan dalam pembuatan tablet lepas lambat.

"Pada sisik trenggiling, kandungan matriks etil selulosa dapat dipastikan sangat tinggi, sehingga pemanfaatannya sangat luas. Dan untuk diketahui, matriks etil solulosa juga terdapat pada sabu-sabu," tutur Amri kepada Antara.
http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2010/04/24/brk,20100424-242940,id.html

hewan ini juga dikenal sebagai pengendali populasi semut dan serangga


Upaya penyeludupan Trenggiling ke Singapura



Jika tidak dihentikan, Mungkin kelak kita cuma bisa mendongeng tentang hewan ini.

2 comments:

Chelonia Mydas said...

Sy blm pernah melihat trengiling scr langsung, ternyata punya alasan dibalik perburuan hewan satu ini.
Kandungan zat yg ada di tubuhnya itu ternyata bisa jadi analgesik ya..

INDONESIA HIJAU said...

Di Sumatera selatan ..trenggiling termasuk hewan endemik daerah ini...tapi maraknya perburuan demi rupiah...hewan ini populasinya makin menyusut...Walau Polisi bertindak tegas dgn menangkap langsung bagi yang ketahuan memiliki membawa atau memperdagangkannya..
Makasih atas kunjungannya Gan...

Post a Comment

 
Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates