Virus dan spyware adalah dua hal yang berbeda. Memang keduanya termasuk malware, yakni peranti lunak yang dibuat untuk kepentingan yang “enggak-enggak”. Virus dibuat untuk merusak sistem, tetapi bukan perangkat kerasnya. Virus bisa memperbanyak diri, kemudian secara jor-joran menggunakan memori sehingga komputer hang. Sebenarnya dengan cara seperti ini bisa jadi akan merusak perangkat kerasnya. Misalnya cara lainnya dengan meningkatkan clock CPU menjadi lebih cepat yang dapat menimbulkan panas yang tinggi. Kalau begini bisa membuat CPU meledak. Tapi memang sepertinya belum banyak atau belum ada sama sekali virus yang seperti ini karena ukurannya pasti sangatlah besar sehingga pendistribusiannya pun susah.
Spyware tidak dibuat merusak sistem. Spyware dibuat untuk memata-matai pengguna komputer. Seorang pengguna komputer bisa kecolongan nomor kartu kredit dan password akibat Spyware. Informasi itu akan dikirim ke pemilik spyware dan pemilik spyware itu akan menggunakan informasi yang telah ia dapatkan untuk kepentingan dirinya sendiri maupun golongannya.
Sayangnya, istilah “virus” dipakai untuk sebuatan sebutan semua malware, seperti si kantoran tadi. Makanya, ketika spyware yang menyerang, mereka menganggap antivirusnya yang kurang hebat. Beberapa pembuat virus akhirnya agak mengikuti kesalahan penggunaan istilah itu. Selain untuk membasmi virus, kebanyakan antivirus bisa digunakan untuk membasmi Trojan, worm, dan yang pasti virus itu sendiri. Nah, kalau antispyware dibuat khusus untuk membasmi spyware, tidak untuk malware yang lain.
Cara kerja keduanya mirip. Baik antivirus maupun antispyware sama-sama mencari pola. Antivirus mencari pola yang digunakan oleh virus (maksudnya Trojan, worm, dan virus), sedangkan antispyware mencari pola yang digunakan oleh spyware. Virus dan spyware punya “gerakan” tertentu saat melakukan serangan. Kalau ada program yang “bergerak” seperti virus atau malware yang lain, program itu akan dituduh, bahkan akan dihentikan kerjanya. Ada juga antivirus yang langsung memasukkannya ke dalam karantina, atau tidak segan-segan langsung menghapus malware tersebut apapun resikonya.
Supaya lebih kuat, antivirus biasanya juga dilengkapi dengan spyware, begitu juga sebaliknya. Tapi, banyak ahli di bidang malware bilang sebaiknya instal program yang lebih spesifik. Dengan kata lain, instal antivirus, instal juga antispyware.
Tips Cegah Malware
- Selalu update sistem operasi dan berbagai program.
- Instal antivirus dan antispyware yang secara aktif melakukan scan.
- Update antivirus dan antispyware agar malware terbaru dapat dikenali dan ditangani.
- Jangan download sembarang file, apalagi kalau sumbernya tidak meyakinkan dan tidak dapat dipercaya.
- Jangan gunakan media penyimpanan portabel seperti flash disk yang sudah digunakan di komputer lain. Boleh saja digunakan tetapi kita harus memastikan bahwa komputer tersebut bebas malware dan komputer kita memiliki pengamanan yang cukup.
- Jangan buka lampiran e-mail dari orang yang tidak dikenal, kecuali mungkin sebuah instansi legal yang terdaftar.
- Jangan buka lampiran email yang berekstensi EXE, COM, VBS, BAT, dan ekstensi yang lain yang yang berpotensi sebagai virus atau mudah diboncengi virus.
- Sebelum dijalankan, scan semua file yang diperoleh dari internet. (PCplus, 311)
1 comments:
iya,.benar skali .,ttg tulisan anda.,saya juga pakai anti spy khusus milikny avg.,dan av punya avast,.
Post a Comment